Pada tanggal 19
Desember, sehari setelah kematian tragis SHINee Jonghyun, Dear Cloud Nine9, seorang teman dekat penyanyi tersebut, merilis surat
terakhir Jonghyun, yang dia titipkan padanya dan memintanya untuk
mengungkapkan surat tersebut kepada publik seandainya dia meninggalkan dunia ini.
Nine9 mengatakan bahwa meskipun dia keberatan untuk merilis surat tersebut, dia mendiskusikannya dengan keluarga Jonghyun terlebih dahulu, dan dia yakin Jonghyun telah memikirkannya saat dia mempercayakannya dengan kata-kata terakhirnya. Dia berkata, "Ini adalah hal terakhir yang bisa saya lakukan untuknya."
Postingan oleh Nine9, termasuk pesan terakhir dari Jonghyun, tertulis dibawah ini:
Aku baru saja kembali untuk mengucapkan selamat tinggal pada Jonghyun.
Bahkan saat aku melihatnya tersenyum dalam potret pemakamannya, aku masih merasa seperti Jonghyun akan kembali dan tersenyum lagi, seolah semua ini hanya mimpi belaka.
Baru-baru ini, Jonghyun berbicara denganku tentang beberapa pemikirannya yang gelap dan mendalam. Sepertinya setiap hari pasti sangat sulit untuknya.
Saya mulai merasa tidak enak, jadi saya memberi tahu keluarganya dan
berusaha sebaik mungkin untuk berpegang pada pemikirannya, namun pada
akhirnya, saya hanya menunda waktunya, saya tidak dapat menghentikannya.
Masih sulit bagiku untuk percaya bahwa dia tidak ada di dunia ini, dan ini sangat menyakitkan. Bahkan sekarang, itu membuat saya takut karena saya tidak yakin apakah postingan ini benar, tapi Jonghyun secara pribadi memintaku jika suatu saat dia pergi dari dunia ini maka saya pribadi akan memposting hal ini tanpa perlu memikirkan apapun.
Saya berharap bahwa hari ini tidak akan pernah terjadi, setelah mendiskusikannya dengan keluarganya dan sesuai dengan keinginan terakhirnya, saya memposting pesan terakhirnya.
Saya pikir pasti ada alasan mengapa dia mempercayakannya kepada saya. Saya juga khawatir akan memulai sebuah kontroversi. Namun, saya memutuskan ini karena saya pikir hingga terakhir, Jonghyun mempercayakan hal itu dan memintanya kepadaku. Dan ini adalah hal terakhir yang bisa saya lakukan untuknya.
Paling tidak sekarang aku berharap orang akan tahu bahwa Jonghyun tidaklah sendirian.
Dan bahkan dia melakukannya dengan baik ... bahwa dia melakukannya dengan sangat baik ... tolong katakan kepadanya bahwa kalian bersyukur bahwa dia melaluinya dengan baik.
Jonghyun, aku sangat mencintaimu. Saya akan terus mencintaimu seiring berjalannya waktu. Saya berharap dan berdoa agar di tempat itu, kamu tidak akan kesakitan dan bahwa kamu akan berada dalam kedamaian ...
Ini surat terakhir Jonghyun.
----
Aku telah rusak di dalam.
Depresi yang perlahan menggerogotiku akhirnya melahapku.
Aku tidak bisa mengatasinya.
Aku membenci diriku sendiri. Aku memutuskan untuk berpegang pada kenangan dan meneriaki diri sendiri untuk sadar, tapi tidak ada jawaban.
Jika tidak ada cara untuk meringankan nafas yang mencekik ini, sebaiknya berhenti saja.
Aku bertanya siapa yang bisa bertanggung jawab untukku.
Hanya kamu.
Aku benar-benar sendirian.
Sangat mudah untuk mengatakan bahwa kamu akan mengakhiri banyak hal.
Sulit untuk benar-benar mengakhiri banyak hal.
Aku hidup dengan kesulitan ini sepanjang waktu.
Kamu mengatakan kepadaku bahwa aku ingin melarikan diri.
Betul. Aku ingin kabur.
Dari diriku sendiri.
Darimu.
Kamu bertanya siapa yang ada di sana. Aku bilang itu aku. Aku bilang itu aku lagi. Dan aku bilang itu aku lagi.
Aku bertanya mengapa aku terus melupakan ingatanku. Kamu bilang itu karena kepribadianku. Aku mengerti. Aku mengerti bahwa segala sesuatunya adalah kesalahanku pada akhirnya.
Aku berharap orang-orang akan memperhatikan tapi tidak ada yang tahu. Kamu tidak pernah bertemu denganku jadi tentu saja kamu tidak akan tahu aku ada di sana.
Kamu bertanya mengapa aku hidup? Hanya karena. Hanya karena. Semua orang hidup hanya karena.
Jika kamu bertanya mengapa orang meninggal, mereka mungkin akan mengatakan itu karena mereka kelelahan.
Aku menderita dan menderita karenanya. Aku tidak pernah belajar bagaimana mengubah rasa sakit ini menjadi kebahagiaan.
Rasa sakit hanyalah rasa sakit.
Aku mencoba mendorong diriku melewatinya.
Mengapa? Mengapa aku menahan diri untuk tidak mengakhirinya?
Aku diberitahu untuk mencari alasan mengapa hal itu menyakitkan.
Masih sulit bagiku untuk percaya bahwa dia tidak ada di dunia ini, dan ini sangat menyakitkan. Bahkan sekarang, itu membuat saya takut karena saya tidak yakin apakah postingan ini benar, tapi Jonghyun secara pribadi memintaku jika suatu saat dia pergi dari dunia ini maka saya pribadi akan memposting hal ini tanpa perlu memikirkan apapun.
Saya berharap bahwa hari ini tidak akan pernah terjadi, setelah mendiskusikannya dengan keluarganya dan sesuai dengan keinginan terakhirnya, saya memposting pesan terakhirnya.
Saya pikir pasti ada alasan mengapa dia mempercayakannya kepada saya. Saya juga khawatir akan memulai sebuah kontroversi. Namun, saya memutuskan ini karena saya pikir hingga terakhir, Jonghyun mempercayakan hal itu dan memintanya kepadaku. Dan ini adalah hal terakhir yang bisa saya lakukan untuknya.
Paling tidak sekarang aku berharap orang akan tahu bahwa Jonghyun tidaklah sendirian.
Dan bahkan dia melakukannya dengan baik ... bahwa dia melakukannya dengan sangat baik ... tolong katakan kepadanya bahwa kalian bersyukur bahwa dia melaluinya dengan baik.
Jonghyun, aku sangat mencintaimu. Saya akan terus mencintaimu seiring berjalannya waktu. Saya berharap dan berdoa agar di tempat itu, kamu tidak akan kesakitan dan bahwa kamu akan berada dalam kedamaian ...
Ini surat terakhir Jonghyun.
----
Aku telah rusak di dalam.
Depresi yang perlahan menggerogotiku akhirnya melahapku.
Aku tidak bisa mengatasinya.
Aku membenci diriku sendiri. Aku memutuskan untuk berpegang pada kenangan dan meneriaki diri sendiri untuk sadar, tapi tidak ada jawaban.
Jika tidak ada cara untuk meringankan nafas yang mencekik ini, sebaiknya berhenti saja.
Aku bertanya siapa yang bisa bertanggung jawab untukku.
Hanya kamu.
Aku benar-benar sendirian.
Sangat mudah untuk mengatakan bahwa kamu akan mengakhiri banyak hal.
Sulit untuk benar-benar mengakhiri banyak hal.
Aku hidup dengan kesulitan ini sepanjang waktu.
Kamu mengatakan kepadaku bahwa aku ingin melarikan diri.
Betul. Aku ingin kabur.
Dari diriku sendiri.
Darimu.
Kamu bertanya siapa yang ada di sana. Aku bilang itu aku. Aku bilang itu aku lagi. Dan aku bilang itu aku lagi.
Aku bertanya mengapa aku terus melupakan ingatanku. Kamu bilang itu karena kepribadianku. Aku mengerti. Aku mengerti bahwa segala sesuatunya adalah kesalahanku pada akhirnya.
Aku berharap orang-orang akan memperhatikan tapi tidak ada yang tahu. Kamu tidak pernah bertemu denganku jadi tentu saja kamu tidak akan tahu aku ada di sana.
Kamu bertanya mengapa aku hidup? Hanya karena. Hanya karena. Semua orang hidup hanya karena.
Jika kamu bertanya mengapa orang meninggal, mereka mungkin akan mengatakan itu karena mereka kelelahan.
Aku menderita dan menderita karenanya. Aku tidak pernah belajar bagaimana mengubah rasa sakit ini menjadi kebahagiaan.
Rasa sakit hanyalah rasa sakit.
Aku mencoba mendorong diriku melewatinya.
Mengapa? Mengapa aku menahan diri untuk tidak mengakhirinya?
Aku diberitahu untuk mencari alasan mengapa hal itu menyakitkan.
Aku tahu semuanya dengan baik. Aku sakit karena diriku sendiri. Itu semua salahku, karena aku lahir dengan cara ini.
Dokter, apakah ini yang ingin kamu dengar?
Tidak, aku tidak melakukan kesalahan.
Ketika kamu memberi tahuku dengan suara tenang bahwa itu karena kepribadianku, aku pikir betapa mudahnya menjadi seorang dokter.
Ini sangat menarik, rasanya sangat menyakitkan. Orang-orang yang hidupnya lebih sulit daripadaku tampaknya baik-baik saja. Orang yang lebih lemah dariku bisa sembuh. Tapi itu pasti tidak benar. Di antara orang-orang di dunia ini, tidak ada yang lebih sulit dariku, dan tidak ada yang lebih lemah dari ku.
Tapi aku masih berusaha untuk hidup.
Aku bertanya pada diriku sendiri mengapa aku harus melakukannya ratusan kali, dan itu tidak pernah untukku. Itu untukmu
Aku ingin melakukan sesuatu untukku sendiri.
Tolong berhenti mengatakan hal-hal yang tidak kamu mengerti.
Kamu memberitahuku untuk mencari tahu mengapa aku mengalami masa-masa sulit. Sudah aku katakan beberapa kali alasannya. Apakah aku tidak diperbolehkan untuk menjadi sedih hanya karena alasan-alasan tersebut? Apakah itu kurang spesifik dan dramatis? Apakah aku perlu memiliki alasan yang lebih baik? Aku sudah katakan kepadamu. Apakah kamu bahkan mendengarkannya? Hal yang bisa kamu lalui tanpa meninggalkan bekas luka. Kurasa aku tidak diharapkan untuk menghadapi dunia ini. Kurasa aku tidak bermaksud menjalani kehidupan di mata publik. Itu sebabnya sulit. Menghadapi dunia, dan berada di mata publik. Mengapa aku membuat keputusan itu? Itu konyol. Bagus sekali aku bahkan bisa sampai sejauh ini. Apa lagi yang bisa aku katakan. Katakan saja aku melakukannya dengan baik. Katakan bahwa aku telah berhasil dengan baik dan aku mengalami banyak hal. Bahkan jika kamu tidak bisa tersenyum saat mengantarkanku pergi, jangan katakan itu salahku. Kamu melakukannya dengan baik. Kamu benar-benar mengalami banyak hal. Selamat tinggal.
Dokter, apakah ini yang ingin kamu dengar?
Tidak, aku tidak melakukan kesalahan.
Ketika kamu memberi tahuku dengan suara tenang bahwa itu karena kepribadianku, aku pikir betapa mudahnya menjadi seorang dokter.
Ini sangat menarik, rasanya sangat menyakitkan. Orang-orang yang hidupnya lebih sulit daripadaku tampaknya baik-baik saja. Orang yang lebih lemah dariku bisa sembuh. Tapi itu pasti tidak benar. Di antara orang-orang di dunia ini, tidak ada yang lebih sulit dariku, dan tidak ada yang lebih lemah dari ku.
Tapi aku masih berusaha untuk hidup.
Aku bertanya pada diriku sendiri mengapa aku harus melakukannya ratusan kali, dan itu tidak pernah untukku. Itu untukmu
Aku ingin melakukan sesuatu untukku sendiri.
Tolong berhenti mengatakan hal-hal yang tidak kamu mengerti.
Kamu memberitahuku untuk mencari tahu mengapa aku mengalami masa-masa sulit. Sudah aku katakan beberapa kali alasannya. Apakah aku tidak diperbolehkan untuk menjadi sedih hanya karena alasan-alasan tersebut? Apakah itu kurang spesifik dan dramatis? Apakah aku perlu memiliki alasan yang lebih baik? Aku sudah katakan kepadamu. Apakah kamu bahkan mendengarkannya? Hal yang bisa kamu lalui tanpa meninggalkan bekas luka. Kurasa aku tidak diharapkan untuk menghadapi dunia ini. Kurasa aku tidak bermaksud menjalani kehidupan di mata publik. Itu sebabnya sulit. Menghadapi dunia, dan berada di mata publik. Mengapa aku membuat keputusan itu? Itu konyol. Bagus sekali aku bahkan bisa sampai sejauh ini. Apa lagi yang bisa aku katakan. Katakan saja aku melakukannya dengan baik. Katakan bahwa aku telah berhasil dengan baik dan aku mengalami banyak hal. Bahkan jika kamu tidak bisa tersenyum saat mengantarkanku pergi, jangan katakan itu salahku. Kamu melakukannya dengan baik. Kamu benar-benar mengalami banyak hal. Selamat tinggal.
Source : Soompi
0 komentar:
Posting Komentar